A. Pertumbuhan Peserta Didik
Psikologi perkembangan akan secara terbuka
mengungkap proses pertumbuhan psikologi, proses-proses yang akan dialami pada
kehidupan sehari-hari. Yang lebih penting lagi, pengetahuan ini akan membantu
kita memahami apa yang kita alami sendiri, misalnya mengapa masa puber kita
lebih awal atau lebih lambat dibandingkan dengan teman-teman lain.
Berikut ini adalah beberapa hal yang mendasari
pentingnya mengetahui pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
1.
Masa Perkembangan Yang Cepat
Pada anak terjadi
pertumbuhan-pertumbuhan yang cepat dibandingkan dengan perubahan-perubahan yang dialami
species lain. Perubahan fisik, misalnya pada tahun pertama lebih cepat dari
pada tahun-tahun berikutnya. Hal yang sama terjadi juga pada perubahan yang
menyangkut interaksi sosial, perolehan dan penggunaan, bahasa, kemampuan
mengingat serta berbagaifungsi lainnya.
2.
Pengaruh yang lama
Alasan lainnya mengapa
mempelajari anak ialah bahwa peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman pada
tahun-tahun awal menunjukkan pengaruh yang lama dan kuat terhadap perkembangan
individu pada masa-masa berikutnya. Kebanyakan ahli teori psikologi berpendapat bahwa apa
yang terjadi hari-ini sangatbanyak ditentukan oleh perkembangan kita sebagai
anak.
3.
Proses yang kompleks
Sebagai peneliti yang
mencoba memahami perilaku orang dewasa yang kompleks, berpendapat bahwa mengkaji
tentang bagaimana perilaku itu pada saat masih sederhana akan sangat berguna.
Misalnya ialah bahwa kebanyakan orang dapat membuat kalimat yang panjang dan
dapat dimengerti oleh orang lain. Manusia mampu berkomunikasi dari cara yang
sederhana sampai yang kompleks karena bahasa yang dipergunakan mengikuti
aturan-aturan tertentu. Tetapi menentukan apa aturan itu dan bagaimana
menggunakannya adalah sulit. Suatu pendekatan terhadap masalah ini adalah dengan
mempelajari proses kemampuan berbahasa. Anak membentuk kalimat yang hanya
terdiri atas satu atau dua kata, kalimat itu muncul dengan mengikuti aturan yang
diajarkan orang dewasa. Dengan mengkaji kalimat pertama, para peneliti bahasa
bertambah wawasannya tentang mekanisme cara berbicara orang dewasa yang lebih
kompleks
4.
Nilai yang ditempatkan
Kebanyakan ahli
psikologi perkembangan melakukan penelitiannya dalam laboratorium dan sering
kali mengkaji pertanyaan-pertanyaan teoritis berdasarkan hasil penelitiannya. Produk
penelitian ini kadang-kadang dapat diterapkan di dunia nyata. Misalnya
penelitian tentang tahap awal perkembangan sosial yang secara relevan berkaitan dengan orang
tua tentang peranannya dalam kehidupan sehari-hari, percobaan tentang strategi
pemecahan masalah pada anak akan memberikan informasi berharga mengenai metode pembelajaran yang baik. Hasil dari penelitian atau
pengkajian teoritis dapat secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi pola pendidikan
atau pembelajaran.
5.
Masalah yang menarik
Anak merupakan makhluk yang
mengagumkan dan penuh teka-teki serta menarik untuk dikaji. Kemudahan anak umur
dua tahun untuk mempelajari bahasa ibunya dan kreativitas anak untuk bermain
dengan temannya merupakan dua hal dari karakterstik anak yang sedang
berkembang.
B.
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Perkembangan
Sejak-awal tahun 1980-an
semakin diakuinya pengaruh keturunan (genetik) terhadap perbedaan individu.
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian perilaku genetik yang
mendukung, pentingnya pengaruh keturunan menunjukkan tentang pentingnya
pengaruh lingkungan. Perilaku yang kompleks menarik minat para ahli psikologi
(misalnya temperamen, kecerdasan dan kepribadian) mendapat pengaruh yang sama
kuatnya baik dari faktor-faktor lingkungan maupun keturunan (genetik).
Menurut Santrok (1992), banyak aspek yang
dipengaruhi faktor getik. Para ahli genetik menaruh minat yang sangat besar untuk
mengetahui dengan pasti tentang variasi karakteristik yang dapat dipengaruhi
oleh faktor genetik. Kecerdasan dan temperamen merupakan aspek-aspek yang
paling banyak ditelaah dalam perkembangannya dipengaruhi oleh keturunan.
1. Kecerdasan
Arthur Jensen (1969)
mengemukakan pendapatnya bahwa: kecerdasan itu diwariskan (diturunkan). Ia juga
mengemukakan bahwa lingkungan dan budaya hanya mempunyai peranan minimal dalam
kecerdasan. Dia telah melakukan beberapa penelitian tentang kecerdasan, di
antaranya ada yang membandingkan tentang anak kembar yang berasal dari satu
telur (identical twins) dan yang dari dua telur (fraternal twins). Identical twins memiliki
genetik yang identik, karena itu kecerdasan (IQ) seharusnya sama. Fraternal twins pada
anak sekandung genetiknya tidak sama karena itu IQ-nya pun tidak sama. Menurut
Jensen bila pengaruh lingkungan lebih penting pada identical twins yang dibesarkan
pada dua lingkungan yang berbeda, seharusnya menunjukkan IQ yang berbeda pula.
Kajian terhadap hasil penelitian menunjukkan bahwa identical twins yang
dibesarkan pada dua lingkungan yang berbeda korelasi rata-rata IQ-nya 82. Dua
saudara sekandung yang dipelihara pada dua lingkungan yang berbeda korelasi
rata-rata IQ nya 50.Banyak ahli-ahli yang mengkritik Jensen. Salah seorang di
antaranya mengkritik tentang definisi kecerdasan itu sendiri. Menurut Jensen IQ
yang diukur dengan tes kecerdasan yang baku merupakan indikator kecerdasan yang
baik. Kritik dari ahli lain ialah bahwa tes IQ hanya menyentuh sebagian kecil
saja dari kecerdasan. Cara individu memecahkan masalah sehari-hari. penyesuaian dirinya
terhadap lingkungan kerja dan lingkungan sosial, merupakan aspek-aspek kecerdasan
yang penting dan tidak terukur oleh tes kecerdasan baku yang digunakan oleh
Jensen. Kritik kedua menyatakan bahwa kebanyakan penelitian tentang
keturunan dan lingkungan tidak mencakup lingkungan-lingkungan yang berbeda
secara radikal. Karena itu tidaklah mengherankan bahwa studi tentang genetik
menunjukkan bahwa lingkungan mempunyai pengaruh yang lemah terhadap kecerdasan.
Menurut Jensen pengaruh
keturunan terhadap kecerdasan sebesar 80 persen. Kecerdasan memang
dipengaruhi oleh keturunan tetapi kebanyakan ahli perkembangan menyatakan bahwa
pengaruh itu berkisar sekitar 50 persen.
2. Temperamen
Temperamen
adalah gaya perilaku karakteristik individu dalam merespons. Ahli-ahli
perkembangan sangat tertarik mengenai temperamen bayi. Sebagian bayi sangat
aktif menggerak-gerakkan tangan, kaki dan mulutnya dengan keras, sebagian lagi
lebih tenang, sebagian anak menjelajahi lingkungannya dengan giat pada waktu yang lama
dan sebagian lagi tidak demikian. Sebagian bayi merespons orang lain dengan
hangat, sebagian lagi pasif dan acuh tidak acuh. Gaya-gaya perilaku tersebut di
atas menunjukkan temperamen seseorang.Menurut Thomas & Chess (1991) ada
tiga tipe dasar temperamen yaitu mudah, sulit, dan lambat untuk dibangkitkan:
a.
Anak yang mudah umumnya mempunyai suasana hati yang
positif dan dapat dengan cepat membentuk kebiasaan yang teratur, serta dengan
mudah pula menyesuaikan diri dengan pengalaman baru.
b.
Anak yang sulit cenderung untuk bereaksi secara
negatif serta sering menangis dan lambat untuk menerima pengalaman-pengalaman
baru.
c.
Anak yang lambat untuk dibangkitkan mempunyai
tingkat kegiatan yang rendah, kadang-kadang negatif, dan penyesuaian diri yang
rendah dengan lingkungan atau pengalaman baru.
Beberapa ahli
perkembangan, termasuk Chess dan Thomas, berpendapat bahwa temperamen adalah
karakteristik bayi yang baru lahir dan akan dibentuk dan dimodifikasi oleh
pengalaman-pengalaman anak pada masa-masa berikutnya. Para peneliti menemukan
bahwa indeks pengaruh lingkungan terhadap temperamen sebesar 50 sampai 60
menunjukkan lemahnya pengaruh tersebut. Kekuatan pengaruh ini biasanya menurun
saat anak itu tumbuh menjadi lebih besar. Menetap atau konsisten tidaknya
temperamen bergantung kepada “kesesuaian” hubungan antara anak dengan
orang tuanya. Orang tua mempengaruhi anak, tetapi anak pun mempengaruhi orang tua.
Orang tua dapat menjauh dari anaknya yang kesulitn, atau mereka dapat menegur
dan menghukumnya, hal ini akan menjadikan anak yang sulit menjadi lebih sulit
lagi. Orang tua yang luwes dapat memberi pengaruh yang menyenangkan terhadap anak
yang sulit atau akan tetap menunjukkan kasih sayang walau anak menjauh atau
berkeras kepala.
Dengan singkat dapat
dikatakan bahwa keturunan mempengaruhi temperamen. Tingkat pengaruh ini
bergantung pada respons orang tua terhadap anak-anaknya dengan
pengalaman-pengalaman masa kecil yang ditemui dalam lingkungan.
3.
Interaksi keturunan lingkungan
dan perkembangan
Keturunan dan lingkungan berjalan bersama atau bekerja sama dan menghasilkan individu
dengan kecerdasan, temperamen tinggi dan berat badan, minat yang khas. Bila
seorang gadis cantik dan cerdas terpilih menjadi ketua OSIS, apakah kita akan berkesimpulan bahwa keberhasilannya itu hanya karena lingkungan
atau karena keturunannya? tentu saja karena keduanya. Karena pengaruh lingkungan bergantung kepada karakteristik genetik, maka dapat dikatakan
bahwa antara keduanya terdapat interaksi.
Pengaruh genetik
terhadap kecerdasan terjadi pada awal perkembangan anak dan berlanjut terus sampai dewasa.
Kita ketahui pula bahwa dengan dibesarkan pada keluarga yang sama dapat
terjadi perbedaan kecerdasan secara individual dengan variasi yang kecil pada
kepribadian dan minat. Salah satu alasan terjadinya hal itu ialah mungkin
karena keluarga mempunyai penekanan yang sama kepada anak-anaknya berkenaan
dengan perkembangan kecerdasan yaitu dengan mendorong anak mencapai tingkat
tertinggi. Mereka tidak mengarahkan anak ke arah minat dan kepribadian yang
sama. Kebanyakan orang tua menghendaki anaknya untuk mencapai tingkat
kecerdasan di atas rata-rata.
Apakah yang perlu diketahui tentang interaksi antara keturunan dengan lingkungan dalam perkembangan? Kita perlu mengetahui lebih banyak tentang interaksi tersebut dalam perkembangan yang berlangsung normal. Misalnya, apakah arti perbedaan IQ antara dua orang sebesar 95 dan 157 Untuk dapat menjawabnya diperlukan informasi tentang pengaruh-pengaruh budaya dan genetik. Kita pun perlu mengetahui pengaruh keturunan terhadap seluruh siklus kehidupan. Contoh lain pubertas dan menopause bukanlah semata-mata hasil lingkungan, walaupun pubertas dan menopause dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti nutrisi, berat, obat-obatan dan kesehatan, evolusi dasar dan program genetik. Pengaruh keturunan pada pubertas dan menopause tidak dapat diabaikan.
Apakah yang perlu diketahui tentang interaksi antara keturunan dengan lingkungan dalam perkembangan? Kita perlu mengetahui lebih banyak tentang interaksi tersebut dalam perkembangan yang berlangsung normal. Misalnya, apakah arti perbedaan IQ antara dua orang sebesar 95 dan 157 Untuk dapat menjawabnya diperlukan informasi tentang pengaruh-pengaruh budaya dan genetik. Kita pun perlu mengetahui pengaruh keturunan terhadap seluruh siklus kehidupan. Contoh lain pubertas dan menopause bukanlah semata-mata hasil lingkungan, walaupun pubertas dan menopause dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti nutrisi, berat, obat-obatan dan kesehatan, evolusi dasar dan program genetik. Pengaruh keturunan pada pubertas dan menopause tidak dapat diabaikan.
C.
Fase-Fase Perkembangan
Setiap orang berkembang
dengan karakteristik tersendiri. Hampir sepanjang waktu perhatian kita tertuju
pada keunikan masing-masing. Sebagai manusia, setiap orang melalui
jalan-jalan yang umum. Setiap diri kita mulai belajar berjalan pada usia satu
tahun, berjalan pada usia dua tahun, tenggelam pada permainan fantasi pada masa kanak-kanak
dan belajar mandiri pada usia remaja.
Apakah yang dimaksud oleh para ahli psikologi dengan
perkembangan individu? Menurut Santrok dan Yussen (1992) perkembangan adalah
pola gerakan atau perubahan yang dimulai pada saat terjadi pembuahan dan
berlangsung terus selama siklus kehidupan. Dalam perkembangan terdapat
pertumbuhan. Pola gerakan itu kompleks karena merupakan hasil (produk) dari
beberapa proses: proses biologis, proses kognitif dan proses sosial
Proses-proses biologis meliputi
perubahan-perubahan fisik individu. Gen yang diwarisi dari orang tua,
perkembangan otak, penambahan tinggi dan berat, keterampilan motorik, dan
perubahan-perubahan hormon pada masa puber mencerminkan peranan proses-proses
biologis dalam perkembangan.
Proses kognitif meliputi
perubahan-perubahan yang terjadi pada individu mengenai pemikiran, kecerdasan
dan bahasa. Mengamati gerakan mainan bayi yang digantung, menghubungkan dua kata
menjadi kalimat, menghafal puisi dan memecahkan soal-soal matematik
mencerminkan peranan proses-proses kognitif dalam perkembangan anak.→Menurut Jean Piaget
(McCormack, 1982) ada empat tahap perkembangan kognitif, yaitu sebagai berikut.
1. Tahap Sensori-Motoris
Tahap ini dialami pada usia 0-2 tahun. Menurut
Piaget (Bybee dan Sund, 1982), pada tahap ini interaksi anak dengan
lingkungannya, termasuk orang tuanya, terutama dilakukan melalui perasaan dan
otot-ototnya.
2. Tahap Praoperasional
Tahap ini berlangsung pada usia 2-7 tahun. Tahap ini
disebut juga tahap intuisi sebab perkembangan kognitifnya memperlihatkan
kecenderungan yang ditandai oleh suasana intuitif. Artinya, semua perbuatan
rasionalnya tidak didukung oleh pemikiran tetapi oleh unsure perasaan,
kecenderungan alamiah, sikap-sikap yang diperoleh dari orang-orang bermakna,
dan lingkungan sekitarnya.
3. Tahap Operasional Konkret
Tahap ini berlangsung antara usia 7-11 tahun. Pada
tahap ini, anak mulai menyesuaikan diri dengan relitas konkret dan berkembang
rasa ingin tahunya.
4. Tahap Operasional Formal
Tahap ini dialami oleh anak pada usai 11 tahun ke
atas. Pada tahap ini, menurut Jean Piaget, interaksinya dengan lingkungan sudah
amat luas menjangkau banyak teman sebayanya dan bahkan berusaha untuk dapat
berinteraksi dengan orang dewasa. Pada tahap ini ada semacam tarik-menarik
antara ingin bebas dengan ingin dilindungi.
Proses-proses sosial meliputi
perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan individu dengan orang lain,
perubahan-perubahan dalam emosi dan perubahan-perubahan dalam kepribadian.
Senyuman bayi sebagai respons terhadap sentuhan ibunya, sikap agresif anak laki-laki
terhadap teman mainnya, kewaspadaan seorang gadis terhadap lingkungannya
mencerminkan peranan proses sosial dalam perkembangan anak.Hendaknya selalu
diingat bahwa antara ketiga proses, yaitu biologis, kognitif, dan sosial
terdapat jalinan yang kuat. Anda akan mengetahui bagaimana proses sosial
membentuk proses-proses kognitif. Akan sangat membantu untuk mempelajari
berbagai proses yang mempengaruhi perkembangan anak dengan tetap mengingat
bahwa Anda sedang mempelajari perkembangan anak yang terintegrasi sebagai manusia
seutuhnya dan memiliki seutuhnya kesatuan jiwa dan raga.
Perubahan pada
perkembangan merupakan produk dari proses-proses biologis, kognitif dan sosial.
Proses-proses itu terjadi pada perkembangan manusia yang berlangsung pada
keseluruhan siklus hidupnya.
Untuk memudahkan
pemahaman tentang perkembangan maka dilakukan pembagian berdasarkan waktu-waktu
yang dilalui manusia dengan sebutan fase. Santrok dan Yussen membaginya atas
lima yaitu: fase pranatal (saat dalam kandungan), fase bayi, fase kanak-kanak
awal, fase anak akhir dan fase remaja. Perkiraan waktu ditentukan pada setiap
fase untuk memperoleh gambaran waktu suatu fase itu dimulai dan berakhir.
1. Fase pra-natal (saat dalam kandungan) adalah waktu
yang terletak antara masa pembuahan dan masa kelahiran. Pada saat ini terjadi pertumbuhan
yang luar biasa dari satu sel menjadi satu organisme yang lengkap dengan otak dan
kemampuan berperilaku, dihasilkan
dalam waktu Iebih kurang Sembilan bulan.
2. Fase bayi adalah saat perkembangan yang berlangsung sejak lahir sampai 18 atau 24
bulan. Masa ini adalah masa yang
sangat bergantung kepada orang
tua. Banyak kegiatan-kegiatan psikologis yang barudimulai misalnya:bahasa,
koordinasi sensori motor dan sosialisasi.
3. Fase kanak-kanak awal adalah fase perkembangan
yang berlangsung sejak akhir masa bayi sampai 5 atau 6 tahun, kadang-kadang di sebutmasa
pra-sekolah. Selama fase ini mereka belajar melakukan sendiri banyak hal dan berkembang
keterampilan-keterampilan yang berkaitan dengan
kesiapan untuk bersekolah dan memanfaatkan
waktu selama beberapa jam untuk bermains endiri ataupundengan temannya. Memasuki
kelas satu SD menandai berakhirnya fase ini.
4.
Fase
kanak-kanak tengah dan akhir adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak kira-kira
umur 6 sampai 11 tahun, sama dengan masausia sekolah dasar. Anak-anak menguasai keterampilan-keterampilan
dasar membaca, menulis dan berhitung. Secara formal mereka mulai memasuki dunia yang lebih luas dengan budayanya.
Pencapaian prestasi menjadi arah perhatian pada dunia anak, dan pengendalian diri
sendiri bertambah pula.
5.
Masa remaja adalah masa perkembangan yang merupakan
transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa awal, yang dimulai kira-kira umur 10 sampai 12 tahun
dan berakhir kira-kira umur 18 sampai 22 tahun. Remaja mengalami perubahan-perubahan fisik yang
sangat cepat, perubahan perbandingan ukuran bagian-bagian badan, berkembangnya
karakteristik seksual seperti membesarnya payudara, tumbuhnya rambut pada
bagian tertentu dan perubahan suara. Pada fase ini dilakukan upaya-upaya untuk
mandiri dan pencarian identifas diri. Pemikirannya lebih logis, abstrak
dan idealis. Semakin lama banyak waktu dimanfaatkan di luar keluarga.
Pada saat ini para ahli perkembangan tidak lagi berpendapat bila perubahan-perubahan akan berakhir pada fase ini. Mereka mengatakan bahwa perkembangan merupakan proses yang terjadi sepanjang hayat.(Sumber Buku Perkembangan Peserta Didik oleh Mulyani Sumantri)
Pada saat ini para ahli perkembangan tidak lagi berpendapat bila perubahan-perubahan akan berakhir pada fase ini. Mereka mengatakan bahwa perkembangan merupakan proses yang terjadi sepanjang hayat.(Sumber Buku Perkembangan Peserta Didik oleh Mulyani Sumantri)
DISKUSI TANYA JAWAB
1.
Soal Pertama
Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan menurut Santrok (1992)?
2.
Soal Kedua
Apa yang dimaksud perkembangan individu menurut Santrok
dan Yusen?
3.
pembagian waktu-waktu yang dilalui manusia dengan
sebutan fase. Santrok dan Yussen membaginya atas lima yaitu?
Jawab
1. Kecerdasan, Temperamen, dan Interaksi
keturunan lingkungan dan perkembangan
2.
adalah pola gerakan atau perubahan yang dimulai pada
saat terjadi pembuahan dan berlangsung terus selama siklus kehidupan. Dalam
perkembangan terdapat pertumbuhan. Pola gerakan itu kompleks karena merupakan
hasil (produk) dari beberapa proses: proses biologis, proses kognitif dan proses
sosial
Ø Proses-proses
biologis
Ø Proses kognitif
Ø Proses-proses
sosial
3. fase
pranatal (saat dalam kandungan), fase bayi, fase kanak-kanak awal, fase anak
akhir dan fase remaja
Daftar
Rujukan
Fatimah, Enung.
2010. PsikologiPerkembangan. Bandung:
PustakaSetia.
Njiokiktjien, Charles. 2003. Masalah-masalah dalam Perkembangan Motorik. Semarang : Wonodri Offset
Santrock,
W John. 2002. Educational Psychology:
2nd Edition. McGraw-Hill Company, inc
Sunarto,H. dkk.
1999. PerkembanganPesertaDidik.
Jakarta: PusatPerbukuanDepdikbuddan PT RinekaCipta.
Dosen
Pembina :Drs. Puger Honggowiyono., M.T
Tidak ada komentar:
Posting Komentar