A. Pengertian Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan fisik remaja merupakan
pertumbuhan yang paling pesat. Remaja tidak hanya tumbuh dari segi ukuran
(semakin tinggi atau semakin besar), tetapi juga mengalami kemajuan secara
fungsional, terutama organ seksual atau “pubertas”. hal ini ditandai dengan
datangnya menstruasi pada perempuan dan mimpi basah pada laki-laki.
Pertumbuhan adalah suatu proses perubahan
fisiologis yang bersifat progresif dan kontinyu dan berlangsung dalam periode
tertentu. Perubahan ini berkisar hanya pada aspek-aspek fisik individu.
Pertumbuhan itu meliputi perubahan yang bersifat internal maupun eksternal.
Pertumbuhan internal meliputi perubahan ukuran alat pencernaan makanan, bertambahnya
ukuran besar dan berat jantung dan paru-paru, bertambah sempurna sistem
kelenjar kelamin, dan berbagai jaringan tubuh. Adapun perubahan eksternal
meliputi bertambahnya tinggi badan, bertambahnya lingkar tubuh, perbandingan
ukuran panjang dan lebar tubuh, ukuran besarnya organ seks, dan munculnya atau
tumbuhnya tanda-tanda kelamin sekunder.
Sebenarnya tanpa ada tambahan kata “fisik” pun itu
tidak menjadi persoalan, karena istilah “pertumbuhan” saja, sudah bermakna
perubahan pada aspek-aspek fisiologis. Jadi, dapat dikatakan bahwa pertumbuhan
fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer
dalam pertumbuhan remaja. Perubahan- perubahan ini meliputi: perubahan ukuran
tubuh, perubahan proporsi tubuh, munculnya ciri-ciri kelamin yang utama
(primer) dan ciri kelamin kedua (sekunder).
B. Pertumbuhan Fisik Remaja
1) Karakteristik Pertumbuhan Fisik
Pesatnya pertumbuhan fisik pada masa remaja
seringkali menimbulkan kejutan pada diri remaja. Pakaian yang dimilikinya
seringkali menjadi cepat tidak muat dan harus membeli lagi. Terkadang remaja
dikejutkan dengan perasaan bahwa tangan dan kakinya terlalu panjang sehingga
tidak seimbang dengan besar tubuhnya. Pada remaja putri ada perasaan seolah
bahwa tanpa dibayangkan sebelumnya kini buah dadanya membesar. Oleh karena itu,
seringkali gerak-gerik remaja menjadi canggung dan tidak bebas.
Pada remaja pria, pertumbuhan lekum menyebabkan
suara remaja menjadi parau atau membesar untuk beberapa waktu. Pertumbuhan
kelenjar yang mencapai kematangan mulai berproduksi menghasilkan hormon.
Akibatnya, remaja mulai merasa tertarik kepada lawan jenisnya. Ketertarikannya
yang disebabkan oleh berkembangnya hormon menyebabkan remaja pria mengalami
mimpi basah. Pada remaja putri, perkembangan hormon menyebabkan mereka mulai
mengalami menstruasi yang seringkali pada pertama kali mengalaminya,
menimbulkan kegelisahan.
2) Perubahan Fisik
Datangnya masa remaja, ditandai oleh adanya
perubahan-perubahan fisik. Hurlock (1992) menyatakan bahwa perubahan fisik
tersebut, terutama dalam hal perubahan yang menyangkut ukuran tubuh, perubahan
proposisi tubuh, perkembangan ciri-ciri seks primer, dan perkembangan ciri-ciri
seks sekunder. Pertumbuhan yang terjadi pada fisik remaja dapat terjadi melalui
perubahan-perubahan, baik internal maupun eksternal.
2.1. Perubahan Internal
Perubahan yang terjadi dalam organ dalam tubuh
remaja dan tidak tampak dari luar. Perubahan ini nantinya sangat mempengaruhi
kepribadian remaja. Perubahan tersebut adalah:
a. Sistem Pencernaan
Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi
terlampau berbentuk pipa, usus bertambah panjang dan bertambah besar, otot-otot
di perut dan dinding-dinding usus menjadi lebih tebal dan kuat, hati bertambah
berat dan kerongkongan bertambah panjang.
b. Sistem Peredaran Darah
Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia
tujuh belas atau delapan belas, beratnya dua belas kali lebih berat pada waktu
lahir. Panjang dan tebal dinding pembuluh darah meningkat dan mencapai tingkat
kematangan bilamana jantung sudah matang.
c. Sistem Pernafasan
Kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang
pada usia tujuh belas tahun; anak laki-laki mencapat tingkat kematangan baru
beberapa tahun kemudian, satu atau dua tahun setelah usia anak perempuan.
d. Sistem Endoktrin
Kegiatan kelenjar kelamin yang meningkat pada masa
remaja menyebabkan ketidakseimbangan sementara dari seluruh sistem kelamin pada
masa awal remaja. Kelenjar-kelenjar seks berkembang pesat dan berfungsi,
meskipun belum mencapai ukuran yang matang sampai akhir masa remaja atau awal
masa dewasa.
e. Jaringan Tubuh
Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia
delapan belas tahun. Jaringan selain tulang, khususnya bagi perkembangan otot,
terus berkembang sampai tulang mencapai ukuran yang matang.
2.2. Perubahan Eksternal
Perubahan dalam tubuh seorang remaja yang
mengalami datangnya masa remaja ini terjadi sangat pesat. Perubahan yang
terjadi, dapat dilihat pada fisik luar anak. Perubahan tersebut ialah:
a. Tinggi Badan
Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi matang
pada usia antara tujuh belas dan delapan belas tahun, rata-rata anak laki-laki
kira-kira setahun setelahnya. Perubahan tinggi badan remaja dipengaruhi asupan
makanan yang diberikan, pada anak yang diberikan imunisasi pada masa bayi cenderung
lebih tinggi dari pada anak yang tidak mendapatkan imunisasi. Anak yang tidak
diberikan imunisasi lebih banyak menderita sakit sehingga pertumbuhannya
terhambat.
b. Berat Badan
Perubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama
dengan perubahan tinggi badan, perubahan berat badan terjadi akibat penyebaran
lemak pada bagian- bagian tubuh yang hanya mengandung sedikit lemak atau bahkan
tidak mengandung lemak. Ketidakseimbangan perubahan tinggi badan dengan berat
badan menimbulkan ketidakidealan badan anak, jika perubahan tinggi badan lebih
cepat dari berat badan, maka bentuk tubuh anak menjadi jangkung (tinggi kurus),
sedangkan jika perubahan berat badan lebih cepat dari perubahan tinggi badan,
maka bentuk tubuh anak menjadi gemuk gilik/gembrot (gemuk pendek).
c. Proporsi Tubuh
Berbagai anggota tubuh lambat laun, mencapai
perbandingan tubuh yang baik. Ciri tubuh yang kurang proposional pada masa
remaja tidak sama untuk seluruh tubuh, ada pula bagian tubuh yang semakin
proposional. Ada tiga jenis bangun tubuh yang menggambarkan keanekaragaman
perubahan proposisi tubuh, yaitu endomorfik, mesomorfik dan ektomorfik.
Endomorfik banyak lemak sedikit otot (padded). Ektomorfik sedikit lemak sedikit
otot (slender). Mesomorfik sedikit lemak banyak otot (muscular).
d. Organ Seks/Ciri Seks Primer
Baik laki-laki maupun perempuan organ seks mengalami ukuran matang pada
akhir masa remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian
(dewasa).
e. Ciri-ciri Seks Sekunder
Ciri-ciri seks sekunder yang utama,
perkembangannya matang pada masa akhir masa remaja. Ciri sekunder tersebut
antara lain ditandai dengan tumbunya kumis dan jakun pada laki-laki sedangkan
pada wanita ditanda dengan membesarnya payudara.
3) Kondisi – Kondisi yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik Remaja
Pertumbuhan fisik erat hubungannya dengan kondisi
remaja. Kondisi yang baik berdampak baik pada pertumbuhan fisik remaja,
demikian pula sebaliknya. Adapun kondisi-kondisi yang mempengaruhi sebagai
berikut :
3.1 Pengaruh Keluarga
Pengaruh keluarga meliputi faktor keturunan maupun
faktor lingkungan. Karena faktor keturunan seorang anak dapat lebih tinggi atau
panjang dari anak lainnya, sehingga ia lebih berat tubuhnya, jika ayah dan
ibunya atau kakeknya tinggi dan panjang. Faktor lingkungan akan membantu
menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi keturunan yang dibawa dari
orang tuanya.
3.2 Pengaruh Gizi
Anak yang mendapatkan gizi cukup biasanya akan
lebih tinggi tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai taraf dewasa dibadingkan
dengan mereka yang tidak mendapatkan gizi cukup. Lingkungan juga dapat
memberikan pengaruh pada remaja sedemikian rupa sehingga menghambat atau
mempercepat potensi untuk pertumbuhan di masa remaja.
3.3 Gangguan Emosional
Anak yang sering mengalami gangguan emosional akan
menyebabkan terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan dan ini akan membawa
akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan di kelenjar pituitari
(otak). Bila terjadi hal demikian pertumbuhan awal remajanya terhambat dan
tidak tercapai berat tubuh yang seharusnya.
3.4 Jenis Kelamin
Anak laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat
dari pada anak perempuan, kecuali pada usia 12 – 15 tahun. Anak perempuan
biasanya akan sedikit lebih tinggi dan lebih berat daripada laki-laki-laki. Hal
ini terjadi karena bentuk tulang dan otot pada anak laki-laki berbeda dengan
perempuan. Anak perempuan lebih cepat kematangannya dari pada laki-laki .
3.5 Status Sosial Ekonomi
Umumnya anak yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi
rendah, cenderung lebih kecil dari pada anak yang berasal dari keluarga dengan
tingkat ekonomi rendah.
3.6 Kesehatan
Kesehatan amat berpengaruh terhadap pertumbuhan
fisik remaja. Remaja yang berbadan sehat dan jarang sakit, biasanya memiliki
tubuh yang lebih tinggi dan berat atau besar dibanding yang sering sakit.
3.7 Kecerdasan
Pada umumnya, anak yang kecerdasannya lebih tinggi
atau berprestasi di sekolah biasanya lebih gemuk dan berat daripada anak yang
kecerdasannya rendah.
3.8 Pengaruh Bentuk Tubuh
Perubahan psikologis muncul antara lain disebabkan
oleh perubahan-perubahan fisik. Di antara perubahan fisik yang sangat
berpengaruh adalah; pertumbuhan tubuh (badan makin panjang dan tinggi), mulai
berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada perempuan dan
"mimpi pertama" pada anak laki-laki ), dan tanda-tanda kelamin kedua
yang tumbuh.
C. Pengaruh Pertumbuhan Fisik Terhadap Tingkah Laku
Perubahan fisik hampir selalu dibarengi
dengan perubahan perilaku dan sikap. Keadaan ini seringkali menjadi sedikit
parah karena sikap orang-orang yang berbeda di sekelilingnya dan sikapnya
sendiri dalam menanggapi perubahan fisik itu. Konsisten dengan konsep dasar
bahwa individu merupakan satu kesatuan psikofisik yang tidak dapat
dipisah-pisahkan, maka pertumbuhan fisik mempunyai pengaruh terhadap tingkah
laku. Dalam masa remaja, perubahan yang terjadi sangat mencolok dan jelas
sehingga dapat mengganggu keseimbangan yang sebelumnya sudah terbentuk.
Perilaku mereka mendadak menjadi sulit diduga dan seringkali agak melawan norma
sosial yang berlaku. Seberapa jauh perubahan pada masa remaja akan mempengaruhi
perilaku sebagaian besar tergantung pada kemampuan dan kemauan anak remaja
untuk mengungkapkan keprihatinan dan kecemasannya kepada orang lain sehingga
dengan begitu ia dapat memperoleh pandangan baru dan yang lebih baik. Dunbar
dalam Hurlock (1992) menjelaskan, reaksi efektif terhadap perubahan utama
ditentukan oleh kemampuan untuk berkomunikasi. Karena berkomunikasi merupakan
cara untuk mengatasi kecemasan yang selalu disertai tekanan.
Perubahan pada masa remaja sering mempengaruhi sikap dan perilakunya.
Hurlock (1992) mengemukakan perubahan yang terjadi, yaitu:
1. Ingin menyendiri
2. Bosan
3. Inkoordinasi
4. Antagonis Sosial
5. Emosi yang meninggi
6. Hilangnya Kepercayaan Diri
7. Terlalu sederhana
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik Remaja
Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik individu, yaitu:
1. Faktor Internal
a. Sifat Jasmaniah yang diwariskan dari orang
tuanya Anak cendrung dapat lebih tinggi atau panjang dari anak lainnya jika
ayah dan ibunya atau kakeknya bertubuh tinggi dan panjang, begitupun
sebaliknya.
b. Kematangan
Pertumbuhan fisik seolah-olah seperti sudah
direncanakan oleh faktor kematangan. Meskipun anak itu diberi makanan yang
bergizi, tetapi kalau saat kematangan belum sampai, pertumbuhan itu tetap
seperti tertangguhkan.
2. Faktor Eksternal
a. Kesehatan
Anak yang sering sakit-sakitan pertumbuhan fisiknya akan terhambat, sebaliknya
anak yang sehat akan lebih bagus pertumbuhannya.
b. Makanan
Anak yang kurang gizi pertumbuhannya akan
terhambat, sebaliknya yang cukup gizi pertumbuhannya
akan lancar.
c. Stimulasi lingkungan
Individu yang tubuhnya sering dilatih untuk
meningkatkan percepatan pertumbuhannya akan berbeda dengan yang tidak pernah
mendapat latihan. Adapun sebenarnya mengenai faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan fisik ini sudah dijelaskan di muka, pada bagian kondisi remaja yang
mempengaruhi pertumbuhan fisik tersebut.
E. Perbedaan Individu dalam Pertumbuhan Fisik
Secara umum, terjadi pertumbuhan dan
perkembangan fisik yang sangat pesat dalam masa remaja awal ( 12/13 – 17/18
tahun ). Menurut Dr. Zakiah Daradjat, bahwa di antara hal yang kurang
menyenangkan remaja, adalah adanya beberapa bagian tubuh yang cepat
pertumbuhannya, sehingga mendahului bagian yang lain seperti kaki, tangan dan
hidung yang mengakibatkan cemasnya remaja melihat wajah dan tubuhnya yang
kurang bagus. Hal lain yang dikhawatirkan adalah bentuk badan yang terlalu gemuk,
kurus, pendek, tinggi (jangkung). Wajah yang kurang tampan atau cantik, ada
jerawatnya dan sebagainya.
Faktor-faktor internal dan eksternal yang
semuanya ikut mempengaruhi pertumbuhan individu mudah dimengerti bahwa
pertumbuhan fisik itu akan sangat bervariasi. Perbedaan faktor keturunan,
kondisi kesehatan, gizi makanan, dan stimulasi lingkungan menyebabkan perbedaan
pertumbuhan fisik individu. Anak yang selalu sehat dengan makanan yang
mengandung gizi akan menunjukkan pertumbuhan fisik yang lebih cepat daripada
anak yang sering sakit-sakitan.
Pertumbuhan fisik juga menunjukkan
perbedaan yang mencolok antara remaja putri dan remaja putra. Pada umumnya,
remaja putri lebih cepat pertumbuhan fisiknya daripada remaja putra. Namun
demikian, pada suatu periode tertentu anak laki-laki menyusul dengan kecepatan
melebihi anak perempuan. Ini tidak berarti bahwa semua anaak laki-laki pasti
lebih tinggi dan besar dari anak perempuan. Sebab, ada juga anak perempuan yang
tinggi besar, dan ada juga anak laki-laki yang pendek dan kecil.
F. Upaya Membantu Pertumbuhan Fisik Remaja dan
Implikasinya bagi Pendidikan
Dalam batas-batas tertentu, proses
pembelajaran dapat diselenggarakan sedemikian rupa sehingga dapat membantu
percepatan pertumbuhan fisik subjek didik. Dalam proses pembelajaran itu dapat
diupayakan berbagai stimulus secara sistematis, antara lain:
1. Menjaga kesehatan badan.
hidup sehat, bersih, dan olah raga secara teratur
akan dapat membantu menjaga kesehatan pertumbuhan tubuh. Namun, bila ternyata
masih juga terkena penyakit, haruslah segara diupayakan agar lekas sembuh.
Sebab kesehatan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik.
2. Memberi makanan yang baik.
Makanan yang baik ialah makanan yang banyak
mengandung gizi, segar, sehat, dan tidak tercemar oleh kotoran atau penyakit.
Baik buruknya makanan akan menentukan pula pertumbuhan anak. Implikasinya bagi
pendidikan adalah perlunya memperhatikan faktor berikut:
a. Menyediakan sarana dan prasarana. Faktor sarana dan prasarana ini jangan
sampai menimbulkan gangguan kesehatan pada anak. Misalnya ruangan kelas, tempat
duduk dan meja, dan sebagainya.
b. Waktu istirahat. Untuk menghilangkan rasa lelah
dan mengumpulkan tenaga baru, istirahat yang cukup sangat diperlukan.
c. Diadakannya jam olah raga bagi siswa. Pelajaran
olah raga sangat penting bagi pertumbuhan fisik anak karena dengan olah raga
yang dijadwalkan secara teratur oleh sekolah berarti pertumbuhan fisik anak
akan memperoleh stimulasi secara teratur pula.
Permasalahan dalam pertumbuhan fisik sering
disebabkan karena perasaan dan pikiran mengenai fisiknya. Remaja banyak
perhatian terhadap kelompok, perilaku remaja akan banyak dipengaruhi oleh
perilaku kelompok. Pengembangan program kelompok remaja ke arah yang positif
oleh sekolah dan para tokoh masyarakat merupakan upaya membantu para remaja
dalam perubahan fisik mereka. Kegiatan bernilai posotif seperti olah raga,
pramuka, dan seni dapat memupuk pertumbuhan fisik remaja, sedangkan yang
bernilai negatif seperti ngebut, begadang, miras, dan semacamnya yang
mengganggu kesehatannya. Maka untuk itu, misalnya pembentukan kelompok belajar
atas bimbingan guru dan atau orang tua merupakan kegiatan yang membentuk mereka
untuk belajar teratur dan bertanggungjawab.
Di samping upaya yang telah dikemukakan di
atas, baik guru maupun orang tua perlu membantu remaja agar memahami keadaan
fisik dan perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya serta masalah berkaitan
dengan perubahan tersebut. Penjelasan atau informasi yang diberikan pada remaja
dapat meliputi berbagai hal, yaitu berkaitan dengan kesehatan, penataan
diri, konsep tentang daya tarik, dan lain-lain.
KESIMPULAN
Pertumbuhan fisik adalah
perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam
pertumbuhan remaja. Perubahan fisik remaja tersebut bukan saja menyangkut
bertambahnya ukuran tubuh dan berubahnya proporsi tubuh, melainkan juga
meliputi perubahan ciri-ciri yang terdapat pada kelamin utama dan kedua. Baik
laki-laki maupun perempuan, perubahan fisik mengikuti urutan-urutan tertentu.
Kondisi yang mempengaruhi perkembangan
remaja adalah; pengaruh keluarga, pengaruh gizi, gangguan emosional, jenis
kelamin, status sosial ekonomi, kesehatan, dan pengaruh bentuk tubuh. Disamping
itu pengaruh lingkungan juga mempengaruhi perkembangan fisik remaja. Seberapa
jauh perubahan pada masa remaja akan mempengaruhi perilaku sebagaian besar
tergantung pada kemampuan dan kemauan anak remaja untuk mengungkapkan
keprihatinan dan kecemasannya kepada orang lain sehingga dengan begitu ia dapat
memperoleh pandangan baru dan yang lebih baik.
Perubahan pada masa remaja sering mempengaruhi sikap dan perilakunya.
Hurlock (1992) mengemukakan perubahan yang terjadi, yaitu: ingin menyendiri,
bosan, inkoordinasi, antagonis sosial, emosi yang meninggi, hilangnya
kepercayaan diri, dan terlalu sederhana. Sejumlah faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan fisik individu, yaitu, faktor internal (sifat jasmaniah yang
diwariskan dari orang tuanya dan kematangan) dan faktor eksternal (kesehatan,
makanan, dan stimulasi lingkungan).
Faktor-faktor internal dan eksternal yang
semuanya ikut mempengaruhi pertumbuhan individu mudah dimengerti bahwa
pertumbuhan fisik itu akan sangat bervariasi. Perbedaan faktor keturunan,
kondisi kesehatan, gizi makanan, dan stimulasi lingkungan menyebabkan perbedaan
pertumbuhan fisik individu Implikasinya bagi pendidikan adalah perlunya
menyediakan sarana dan prasarana, waktu istirahat, dan diadakannya jam olah
raga bagi siswa. Upaya untuk pertumbuhan remaja
meliputi; memberi makanan yang baik dan menjaga kesehatan badan. Kegiatan
bernilai posotif seperti olah raga, pramuka, dan seni dapat memupuk pertumbuhan
fisik remaja, serta pembentukan kelompok belajar. Di samping upaya yang telah
dikemukakan, baik guru maupun orang tua perlu membantu remaja agar memahami
keadaan fisik dan perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya serta masalah
berkaitan dengan perubahan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Ali,
Mohammad dan Muhammad Asrori. Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: P.T. Bumi Aksara, 2006.
Asrori,
Muhammad. Psikologi Pembelajaran. Bandung:
C.V. Wacana Prima, 2009.
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen Dikti HEDS-JICA.Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Tim Pembina Mata
Kuliah Perkembangan Peserta Didik, 2007.
Sunarto
dan Hartono, B. Agung. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta, 2006
Dosen
Pembina :Drs. Puger Honggowiyono., M.T
Tidak ada komentar:
Posting Komentar