Kamis, 02 Mei 2013

CERPEN: Istriku Bersuami Iblis


Dengan atau tanpa sebatang rokok yang aku hisap ini, aku tetaplah merasa sepi.Hujan pertama setelah kemarau panjang membuat tanah di halaman berbau khas.Kunikmati tiap jatuhnya air hujan ini sambil duduk di kursi yang biasanya kutempati bersanding dengan Halla,istriku.Istriku yang selalu bersedia mengadukkan secangkir kopi,mengambilkan asbak atau hanya sekedar mendengarkan cerita tentang dunia kerjaku. Sore ini terasa berbeda dimana kopiku terlalu manis karena kubuat sendiri. Aku menggunakan bekas bungkus rokok ku sebagai asbak pengganti. Kursi disampingku juga kosong,tempat yang biasanya diisi oleh sesosok wanita pendamping hidupku punya alasan tersendiri.
            Sudah dua hari terakhir istriku pergi ke rumah orang tuanya meski dia hanya berpamitan melalui sepucuk surat yang ditulis dengan bahasa halus tetapi aku tahu bahwa ada perasaaan benci, marah terhadapku, dan apatis .Kubaca sekali lagi surat yang dari tadi kugenggam di tangan kiri.
Kepada Arya,Suamiku
            Dengan terpaksa mas,aku membawa Bara pergi ke rumah orang tua ku . Aku membawa pakaian untuk kami berdua.Aku juga mengambil uang tabungan sebesar 200 ribu untuk aku jadikan ongkos selama perjalanan.Maaf Mas,  aku sengaja tidak membawa HP.Aku mohon mas selama 3 hari ini aku  tidak ingin bertemu Mas dulu, jangan jemput aku.Aku terpaksa melakukan ini semua
                                                                                                                        Istrimu
                                                                                                               Halla Prameswari
            Selama 5 tahun menikah , ini pertama kalinya istriku berbuat seperti ini.Tidak salah lagi, ini dilakukannya karena merasa terkhianati olehku. Semua amarah istriku beralasan. Istri mana yang tidak tersakiti saat menelepon suaminya di tengah malam karena khawatir, mengira suaminya sedang kelelahan banting tulang di tempat kerjanya . Tetapi ternyata yang mengangkat telepon itu adalah seorang wanita.Wanita Tuna Susila yang sedang mendekap suaminya yang sedang terlelap kelelahan.Kelelahan karena mabuk dan habis bersenggama hebat.
            Dulu aku adalah sosok penghancur bagi masa depan istriku. Istriku harus meninggalkan bangku sekolah SMA karena mengandung.Aku adalah bapak biologis dari jabang bayi tersebut. Aku menikahi istriku setelah melewati perdebatan panjang antara keluarga kami berdua.
            Banyak yang diperdebatkan waktu itu seperti apakah aku meneruskan kuliah yang tinggal beberapa puluh sks lagi ataukah bekerja untuk menafkahi istri dan calon anakku. Orang tua ku yang lebih dari segi materi ,ketimbang ibu istriku yang hanya seorang janda tua punya beban moral berat. Meski mereka  tercoreng hitam di mukanya olehku  tetapi mereka tetap menganggap ku anak dengan tetap menanggung nafkah calon keluargaku sampai aku bergelar sarjana.
            Istriku halla adalah gadis cantik yang dulu aku kejar kejar dengan banyak saingan. Gadis cantik ini memiliki senyum yang teramat manis,bagiku senyum itu mirip senyuman seekor kucing terlepas entah apakah kucing bisa tersenyum. Selain itu gadis cantik ini sosok yang sangat pemalu, pipinya selalu merona saat kugoda. Aku berani menghantam wajah lelaki yan berani menggoda gadis cantik ini
            Aku lupa bujuk rayu,kata cinta apa yang membuat ku berhasil mendapatkan hati gadis cantik ini,yang aku tahu pasti adanya bisikan iblis.Sang Pembisik yang membuat kami kelepasan menuruti birahi di suatu malam.Iblis ini pula yang membuatku menuruti ajakannya untuk minum alkohol dan berzina dengan WTS yang sebenarnya tidak memiliki paras seelok istriku.
            Kilatan petir yang mengagetkanku dan gemuruhnya yang memecah lamunan panjangku.Kuhisap Rokok ku yang hampir menjadi puntung.Aku masuk kedalam rumah dengan membawa kopi manisku yang tinggal separuh.Aku bersiap untuk menunaikan sholat Maghrib.Sholat yang kurencanakan bukan hanya untuk memenuhi kewajiban ku saja tetapi juga untuk memohon ampunan Tuhan ku.Tuhan ku adalah Tuhan yang telah siap menghukum ku kelak atas dosa zina .
·          
“Nak Arya,Sebenarnya ada apa?” Tanya Ibu mertuaku sambil menaruh secangkir kopi pekat kesukaaanku
Aku yang baru menempuh perjalanan luar  kota untuk sampai di rumah mertuaku masih sibuk membenarkan posisi duduk .Pertanyaan ibu mertuaku belum  sempat kujawab
            “Ibu sudah menanyai Halla tetapi katanya ini urusan keluarga yang tentunya nak Arya sendiri yang berhak memberi tahu ibu”
“Memang bu ,saya yang berhak memberi tahu ibu akan tetapi untuk saat ini lebih baik kami berdua  menyelesaikannya dulu”
“Halla tadi berpesan ke ibu,kalau nak Arya datang ia tidak bisa menemui kamu sekarang nak”
“Lho kenapa bu “
“Ibu juga tidak tahu nak”
            Sebenarnya aku marah tetapi apakah pantas aku marah pada istriku setelah semua ini.Terhitung sudah tiga hari aku tidak bertemu dengannya .Entah kenapa ,aku tahu kalau istri ku ada di kamar belakang,aku ingin mendatanginya.
            Tetapi aku mengurungkan niatku,aku ingin melihat apa yang selanjutnya Halla lakukan.Setelah dua jam, aku pamit pulang ke ibu mertuaku.Aku sudah berada di halaman saat ibu mertuaku menghampiri lagi dan memberikanku 2 lembar uang seratus ribuan dan secarik kertas .Dengan singkat ibu mertuaku menjelaskan bahwa itu surat dari Halla.
             Tatapan mataku membuat ibu mertuaku paham bahwa aku tidak menginginkan beliau di dekatku saat membaca surat ini,maka dari itu dengan sendirinya beliau meninggalkanku lagi.Kubuka dan kubaca perlahan .
            Aku marah sekali setelah membacanya.Bagaimana tidak isi surat itu, adalah Halla mengembalikan uang tabungan yang tempo hari ia ambil selain itu ia juga minta talaq padaku.Ya,aku marah tetapi juga bingung.Sampai sinikah pernikahanku? Apa kata orang orang  yang mencelaku saat aku menikah dulu kalau sampai mengerti aku akan bercerai?Bagaimana nasib istriku? Terutama yang menjadi perhatian ku adalah nasib anakku ,Bara .
            Aku putuskan harus bertemu istriku sekarang  juga,dengan kemarahan aku masuk kembali ke rumah mertuaku.Ibu mertuaku yang seakan mengerti mau ku langsung menunjuk kearah kamar belakang.Dengan cepat aku mengetuk kamar itu.Satu kali dua kali kuketuk pintu kamar itu tetap diam tak bergeming .Setelah ketukan ketiga ,pintu kamar itu terbuka perlahan.Semakin jelas bahwa yang berada di balik pintu itu adalah istriku
            Kemarahan ku semakin memuncak saat kami berdua saling pandang tanpa halangan apapun.Kuangkat tanganku.Kuangkat tanganku dan kututup mataku ,maka menangislah aku di depan istriku.Aku menysal berbuat demikian ,aku takut kehilangan mu, aku tak akan mengulangi semua ini ,tolong jangan minta cerai.Semua itu ingin aku katakan tetapi entah kenapa aku hanya bisa menangis dan menangis.
            Aku kaget saat  tiba tiba istriku ku memelukku erat erat.Aku hanya bisa membalas pelukan itu dengan tangisan.Aku tahu bahwa istriku tetap milikku.Dan aku berjanji tak akan menyakitinya lagi.Sekarang aku tahu bukan iblis yang melakukan dosa tetapi diriku adalah sosok iblis itu sendiri.Iblis yang sedang menangis lebur dipelukan Halla.

Tidak ada komentar: