Dengan
atau tanpa sebatang rokok yang aku hisap ini, aku tetaplah merasa sepi.Hujan
pertama setelah kemarau panjang membuat tanah di halaman berbau khas.Kunikmati
tiap jatuhnya air hujan ini sambil duduk di kursi yang biasanya kutempati
bersanding dengan Halla,istriku.Istriku yang selalu bersedia mengadukkan
secangkir kopi,mengambilkan asbak atau hanya sekedar mendengarkan cerita
tentang dunia kerjaku. Sore ini terasa berbeda dimana kopiku terlalu manis
karena kubuat sendiri. Aku menggunakan bekas bungkus rokok ku sebagai asbak
pengganti. Kursi disampingku juga kosong,tempat yang biasanya diisi oleh
sesosok wanita pendamping hidupku punya alasan tersendiri.
Sudah dua hari terakhir istriku pergi ke rumah orang
tuanya meski dia hanya berpamitan melalui sepucuk surat yang ditulis dengan
bahasa halus tetapi aku tahu bahwa ada perasaaan benci, marah terhadapku, dan
apatis .Kubaca sekali lagi surat yang dari tadi kugenggam di tangan kiri.
Kepada Arya,Suamiku
Dengan terpaksa mas,aku membawa Bara pergi ke rumah orang
tua ku . Aku membawa pakaian untuk kami berdua.Aku juga mengambil uang tabungan
sebesar 200 ribu untuk aku jadikan ongkos selama perjalanan.Maaf Mas, aku sengaja tidak membawa HP.Aku mohon mas
selama 3 hari ini aku tidak ingin
bertemu Mas dulu, jangan jemput aku.Aku terpaksa melakukan ini semua
Istrimu
Halla Prameswari
Selama 5 tahun menikah , ini pertama kalinya istriku
berbuat seperti ini.Tidak salah lagi, ini dilakukannya karena merasa
terkhianati olehku. Semua amarah istriku beralasan. Istri mana yang tidak
tersakiti saat menelepon suaminya di tengah malam karena khawatir, mengira
suaminya sedang kelelahan banting tulang di tempat kerjanya . Tetapi ternyata
yang mengangkat telepon itu adalah seorang wanita.Wanita Tuna Susila yang
sedang mendekap suaminya yang sedang terlelap kelelahan.Kelelahan karena mabuk
dan habis bersenggama hebat.
Dulu aku adalah sosok penghancur bagi masa depan istriku.
Istriku harus meninggalkan bangku sekolah SMA karena mengandung.Aku adalah
bapak biologis dari jabang bayi tersebut. Aku menikahi istriku setelah melewati
perdebatan panjang antara keluarga kami berdua.
Banyak yang diperdebatkan waktu itu seperti apakah aku
meneruskan kuliah yang tinggal beberapa puluh sks lagi ataukah bekerja untuk
menafkahi istri dan calon anakku. Orang tua ku yang lebih dari segi materi
,ketimbang ibu istriku yang hanya seorang janda tua punya beban moral berat.
Meski mereka tercoreng hitam di mukanya
olehku tetapi mereka tetap menganggap ku
anak dengan tetap menanggung nafkah calon keluargaku sampai aku bergelar
sarjana.
Istriku halla adalah gadis cantik yang dulu aku kejar
kejar dengan banyak saingan. Gadis cantik ini memiliki senyum yang teramat
manis,bagiku senyum itu mirip senyuman seekor kucing terlepas entah apakah
kucing bisa tersenyum. Selain itu gadis cantik ini sosok yang sangat pemalu,
pipinya selalu merona saat kugoda. Aku berani menghantam wajah lelaki yan
berani menggoda gadis cantik ini
Aku lupa bujuk rayu,kata cinta apa yang membuat ku
berhasil mendapatkan hati gadis cantik ini,yang aku tahu pasti adanya bisikan
iblis.Sang Pembisik yang membuat kami kelepasan menuruti birahi di suatu
malam.Iblis ini pula yang membuatku menuruti ajakannya untuk minum alkohol dan
berzina dengan WTS yang sebenarnya tidak memiliki paras seelok istriku.
Kilatan petir yang mengagetkanku dan gemuruhnya yang
memecah lamunan panjangku.Kuhisap Rokok ku yang hampir menjadi puntung.Aku
masuk kedalam rumah dengan membawa kopi manisku yang tinggal separuh.Aku
bersiap untuk menunaikan sholat Maghrib.Sholat yang kurencanakan bukan hanya
untuk memenuhi kewajiban ku saja tetapi juga untuk memohon ampunan Tuhan
ku.Tuhan ku adalah Tuhan yang telah siap menghukum ku kelak atas dosa zina .
·
“Nak
Arya,Sebenarnya ada apa?” Tanya Ibu mertuaku sambil menaruh secangkir kopi
pekat kesukaaanku
Aku yang baru menempuh
perjalanan luar kota untuk sampai di
rumah mertuaku masih sibuk membenarkan posisi duduk .Pertanyaan ibu mertuaku
belum sempat kujawab
“Ibu sudah menanyai Halla tetapi katanya ini urusan
keluarga yang tentunya nak Arya sendiri yang berhak memberi tahu ibu”
“Memang bu ,saya yang
berhak memberi tahu ibu akan tetapi untuk saat ini lebih baik kami berdua menyelesaikannya dulu”
“Halla tadi berpesan ke
ibu,kalau nak Arya datang ia tidak bisa menemui kamu sekarang nak”
“Lho kenapa bu “
“Ibu juga tidak tahu nak”
“Lho kenapa bu “
“Ibu juga tidak tahu nak”
Sebenarnya aku marah tetapi apakah pantas aku marah pada
istriku setelah semua ini.Terhitung sudah tiga hari aku tidak bertemu dengannya
.Entah kenapa ,aku tahu kalau istri ku ada di kamar belakang,aku ingin
mendatanginya.
Tetapi aku mengurungkan niatku,aku ingin melihat apa yang
selanjutnya Halla lakukan.Setelah dua jam, aku pamit pulang ke ibu mertuaku.Aku
sudah berada di halaman saat ibu mertuaku menghampiri lagi dan memberikanku 2
lembar uang seratus ribuan dan secarik kertas .Dengan singkat ibu mertuaku
menjelaskan bahwa itu surat dari Halla.
Tatapan mataku
membuat ibu mertuaku paham bahwa aku tidak menginginkan beliau di dekatku saat
membaca surat ini,maka dari itu dengan sendirinya beliau meninggalkanku
lagi.Kubuka dan kubaca perlahan .
Aku marah sekali setelah membacanya.Bagaimana tidak isi
surat itu, adalah Halla mengembalikan uang tabungan yang tempo hari ia ambil
selain itu ia juga minta talaq padaku.Ya,aku marah tetapi juga bingung.Sampai
sinikah pernikahanku? Apa kata orang orang
yang mencelaku saat aku menikah dulu kalau sampai mengerti aku akan
bercerai?Bagaimana nasib istriku? Terutama yang menjadi perhatian ku adalah
nasib anakku ,Bara .
Aku putuskan harus bertemu istriku sekarang juga,dengan kemarahan aku masuk kembali ke
rumah mertuaku.Ibu mertuaku yang seakan mengerti mau ku langsung menunjuk kearah
kamar belakang.Dengan cepat aku mengetuk kamar itu.Satu kali dua kali kuketuk pintu
kamar itu tetap diam tak bergeming .Setelah ketukan ketiga ,pintu kamar itu
terbuka perlahan.Semakin jelas bahwa yang berada di balik pintu itu adalah
istriku
Kemarahan ku semakin memuncak saat kami berdua saling
pandang tanpa halangan apapun.Kuangkat tanganku.Kuangkat tanganku dan kututup
mataku ,maka menangislah aku di depan istriku.Aku menysal berbuat demikian ,aku
takut kehilangan mu, aku tak akan mengulangi semua ini ,tolong jangan minta
cerai.Semua itu ingin aku katakan tetapi entah kenapa aku hanya bisa menangis
dan menangis.
Aku kaget saat
tiba tiba istriku ku memelukku erat erat.Aku hanya bisa membalas pelukan
itu dengan tangisan.Aku tahu bahwa istriku tetap milikku.Dan aku berjanji tak
akan menyakitinya lagi.Sekarang aku tahu bukan iblis yang melakukan dosa tetapi
diriku adalah sosok iblis itu sendiri.Iblis yang sedang menangis lebur
dipelukan Halla.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar