Sebuah pengganda tegangan adalah sebuah sirkuit elektronik yang mengubah daya listrik AC
bertegangan rendah menjadi tegangan DC yang lebih
tinggi dengan menggunakan kondensator
dan diode
yang dirangkai menjadi jaringan tertentu Pengganda tegangan dapat digunakan
sebagai panjar
tegangan dari beberapa milivolt hingga jutaan volt
seperti untuk kepentingan penelitian fisika energi tinggi dan pengetesan
keamanan terhadap petir. Pengganda tegangan yang paling umum adalah pengganda deret
separuh gelombang, atau dikenal dengan aliran Villard
(sebenarnya ditemukan oleh Heinrich Greinacher).
Cara kerja
Dengan mengasumsikan bahwa tegangan
puncak dari sumber AC adalah +Us kita dapat menjelaskan cara kerja
dari pengganda yaitu:
- Puncak negatif (−Us):Kondensator C1 diisi muatan melalui diode D1 ke 0V (beda potensial di antara pelat-pelat kondensator adalah Us)
- Puncak positif (+Us):potensial pada kondensator C1 bertambah melalui sumber tegangan, dengan demikian mengisi kondensator C2 ke 2Us melalui diode D2
- Puncak negatif:Potensial pada kondensator C1 jatuh ke 0V, dengan demikian memungkinkan kondensator C3 untuk mengisi melalui diode D3 ke 2Us.
- Puncak positif:Potensial pada kondensator C1 mencapai 2Us (sama seperti langkah 2), juga mengisi kondensator C4 ke 2Us. Tegangan keluaran (jumlah dari tegangan pada kondensator C2 dan C4) mencapai 4Us.
Pada kenyataannya, diperlukan lebih
banyak langkah untuk kondensator C4 untuk mencapai tegangan penuh. .
Menambah lebih banyak bagian yang sama dengan C1-D1-D2-C2,
tegangan keluaran dapat ditambah menjadi 6Us, begitu juga
seterusnya.
Pengganda Tegangan Setengah Gelombang
Pengganda Tegangan Gelombang Penuh
Ripple Factor Setengah Gelombang
gambar 3 : rangkaian penyearah setengah gelombang
dengan filter C
Gambar 3 adalah rangkaian penyearah setengah gelombang dengan
filter kapasitor C yang paralel terhadap beban R. Ternyata dengan filter ini
bentuk gelombang tegangan keluarnya bisa menjadi rata. Gambar-4 menunjukkan
bentuk keluaran tegangan DC dari rangkaian penyearah setengah gelombang dengan
filter kapasitor. Garis b-c kira-kira adalah garis lurus dengan kemiringan
tertentu, dimana pada keadaan ini arus untuk beban R1 dicatu oleh tegangan
kapasitor.
gambar
4 : bentuk gelombang dengan filter kapasitor
Sebenarnya garis b-c bukanlah garis lurus tetapi eksponensial sesuai
dengan sifat pengosongan kapasitor Kemiringan kurva
b-c tergantung dari besar arus (I) yang mengalir ke beban R. Jika arus I = 0
(tidak ada beban) maka kurva b-c akan membentuk garis horizontal. Namun jika
beban arus semakin besar, kemiringan kurva b-c akan semakin tajam. Tegangan
yang keluar akan berbentuk gigi gergaji dengan tegangan ripple yang
besarnya adalah :
Vr = VM -VL …....... (1)
dan tegangan dc ke beban adalah Vdc = VM + Vr/2
..... (2)
Rangkaian penyearah yang baik
adalah rangkaian yang memiliki tegangan ripple (Vr) paling kecil. VL adalah
tegangan discharge atau pengosongan kapasitor C, sehingga dapat ditulis
:
VL = VM e -T/RC .......... (3)
Jika persamaan (3) disubsitusi ke
rumus (1), maka diperoleh :
Vr = VM (1 - e -T/RC)
...... (4)
Jika T <<
RC, dapat ditulis : e -T/RC _ 1 - T/RC ..... (5) sehingga jika ini disubsitusi ke rumus (4)
dapat diperoleh persamaan yang lebih sederhana :
Vr = VM(T/RC) .... (6)
Ripple Factor
Gelombang Penuh
Sebagai contoh,
anda mendisain rangkaian penyearah gelombang penuh dari catu jala-jala listrik
220V/50Hz untuk mensuplai beban sebesar 0.5 A. Berapa nilai kapasitor yang
diperlukan sehingga rangkaian ini memiliki tegangan ripple yang tidak
lebih dari 0.75 Vpp. Jika rumus (7) dibolak-balik maka diperoleh.
C = I.T/Vr = (0.5) (0.01)/0.75 =
6600 uF.
Untuk kapasitor
yang sebesar ini banyak tersedia tipe elco yang memiliki polaritas dan tegangan
kerja maksimum tertentu. Tegangan kerja kapasitor yang digunakan harus lebih
besar dari tegangan keluaran catu daya. Anda barangkali sekarang paham mengapa
rangkaian audio yang anda buat mendengung, coba periksa kembali rangkaian
penyearah catu daya yang anda buat, apakah tegangan ripple ini cukup
mengganggu. Jika dipasaran tidak tersedia kapasitor yang demikian besar, tentu
bisa dengan memparalel dua atau tiga buah kapasitor.
VM/R tidak lain adalah beban I, sehingga
dengan ini terlihat hubungan antara beban arus I dan nilai kapasitor C terhadap
tegangan ripple Vr. Perhitungan ini efektif untuk
mendapatkan nilai tegangan ripple yang diinginkan.
Vr = I T/C ... (7)
Rumus ini
mengatakan, jika arus beban I semakin besar, maka tegangan ripple akan
semakin besar. Sebaliknya jika kapasitansi C semakin besar, tegangan ripple akan
semakin kecil. Untuk penyederhanaan biasanya dianggap T=Tp, yaitu periode satu
gelombang sinus dari jala-jala listrik yang frekuensinya 50Hz atau 60Hz. Jika
frekuensi jala-jala listrik 50Hz, maka T = Tp = 1/f = 1/50 = 0.02 det. Ini
berlaku untuk penyearah setengah gelombang. Untuk penyearah gelombang penuh,
tentu saja frekuensi gelombangnya dua kali lipat, sehingga T = 1/2 Tp = 0.01
det
Tidak ada komentar:
Posting Komentar